Jumat, 08 April 2011

Dialog Musa dengan Fir’aun

“Fir’aun bertanya ‘Siapa Tuhan
semesta alam itu?’ Musa
menjawab ‘Tuhan Pencipta
langit dan bumi serta apa-apa
yg terdapat di antara
keduanya. jika kamu sekalian
orang-orang yg percaya’.
Fir’aun berkata pada orang-
orang di sekelilingnya ‘Apakah
kamu tidak mendengarkan?’
Musa berkata ‘Tuhan kamu
dan Tuhan nenek moyangmu
yg terdahulu’. Fir’aun berkata
‘Sesungguhnya Rasul kalian yg
diutus pada kalian benar-
benar orang gila’. Musa
berkata ‘Tuhan yg menguasai
timur dan barat dan apa-apa
yg terdapat di antara
keduanya jika kamu
menggunakan akal’. Fir’aun
berkata ‘Sungguh jika kamu
menyembah Tuhan selain aku
aku benar-benar akan
menjadikan kamu salah
seorang yg dipenjarakan’.”
Kisah Musa ‘Alaihis-salaam
dgn Fir’aun adl kisah terkenal.
Kisah ini paling sering disebut
dalam Alquran. Fir’aun adl
contoh kesombongan manusia
tingkat tinggi. Dia telah
menganggap dirinya sebagai
tuhan ia menjadi gelap mata
dgn kerajaannya yg besar
sehingga ia merasa paling
berkuasa. Lalu ia
mempertuhankan dirinya dan
memaksa rakyatnya utk
menyembahnya.Lalu Allah
mengutus Musa ‘Alaihis-
salaam bersama Harun
‘Alaihis-salaam kepada Fir’aun
utk mengingatkannya dan
menyerunya agar menyembah
Allah semata. Kemudian
terjadilah dialog antara Musa
‘Alaihis-salaam dgn Fir’aun
tentang siapa Tuhan semesta
alam. Ini diawali dgn
peringatan Musa bahwa dia
adl utusan Tuhan semesta
alam. Mendengar itu
kecongkakan dan
kesombongan Fir’aun bangkit
krn Musa ternyata tidak
mempertuhankan dirinya lalu
siapa Tuhannya Musa pikirnya.
Dengan penasaran dan nada
meremahkan ia bertanya pada
Musa‘Alaihis-salaam siapa
Tuhan semesta alam itu. Musa
‘Alaihis-salaam menjawab “Dia
adl Tuhan yg telah
menciptakan langit dan bumi
beserta isinya serta apa-apa
yg terdapat di antara
keduanya. Dialah Tuhan kamu
sekalian jika kalian percaya.”
Mendengar jawaban yg sangat
logis ini Fir’aun terpana
namun kesombongannya
belum berkurang malah dgn
nada mengejek ia berkata
pada orang-orangnya
“Tidakkah kalian
mendengarkan?” Lantas Musa
melanjutkan “Dialah Tuhan
kamu sekalian dan Tuhan
nenek moyang kalian
terdahulu” Mendengar
perkataan Musa ini Fir’aun
tidak punya alasan
menyanggah krn yg diucapkan
Musa benar adanya dan
sangat masuk akal. Namun
sekali lagi demi gengsi dan
kesombongannya ia malah
menuduh Musa dgn ucapannya
“Sesungguhnya rasul kalian yg
diutus pada kalian ini benar-
benar orang gila.” Namun
Musa terus menegakkan
hujjah kebenaran seruannya
agar Fir’aun mau sadar dan
orang-orang menggunakan
akalnya dgn benar utk
mengetahui siapa yg
sebenarnya berhak disembah
Fir’aun atau Allah Tuhan
pencipta semesta alam Tuhan
sekalian manusia. Ia kemudian
berkata “Dialah Tuhan
Penguasa timur dan barat dan
segala sesuatu yg terdapat di
antara keduanya. Dialah
Tuhan kalian jika kalian
orang-orang yg berakal.”
Seruan Musa yg tidak
memaksakan kehendak dan
justru mengajak orang-orang
menggunakan akal dgn baik
tidak dapat dibantah oleh
Fir’aun maupun orang-
orangnya sedikit pun. Mereka
sebenarnya meyakini
kebenaran seruan Musa
‘Alaihis-salaam di dalam hati
mereka termasuk Fir’aun.
Namun kezaliman dan
kesombongan telah
menghalangi Fir’aun dan
pengikutnya dari iman. Hal ini
sebagaimana terdapat dalam
surah An-Naml 14 yg artinya
“Dan mereka mengingkarinya
krn kezhaliman dan
kesombongan mereka padahal
hatimereka meyakini . Maka
perhatikanlah akibat orang-
orang yg berbuat
kebinasaan.” Sekali lagi
Fir’aun tidak dapat
membantah kebenaran
ucapan Musa tentang Tuhan
yg sebenarnya. Bahkan ia
tidak bisa memberikan
sepatah kata pun utk
membenarkan pengakuannya
sebagai tuhan. Akhirnya ia
mengancam Musa dgn
ancaman penjara jika Musa
menyembah selain dia. Ini
menunjukkan kelemahan
Fir’aun sendiri bahwa ketika ia
tidak mampu menunjukkan
bukti-bukti kebenarannya ia
malah main kasar dgn
kekuasaan yg dimilikinya. Ia
malah menentang perintah
Allah. Akhir kisah Fir’aun mau
beriman kepada Allah namun
sudah terlambat krn ia mau
beriman ketika ia akan
tenggelam di lautan saat
mengejar Musa dan
pengikutnya. Saat ia merasa
tidak ada yg mampu
menolongnya kecuali Allah ia
pun mengaku beriman namun
segalanya telah terlambat.
Salah satu saat tertutupnya
pintu taubat adl saat azab
telah datang. Imannya tidak
diterima oleh Allah. Banyak
sekali pelajaran yg dapat kita
ambil dari kisah Fir’aun ini di
antaranya
Cara berpikir yg baik
tentang bagaimana mengenal
Allah yaitu dgn menggunakan
akal dan memikirkan segala
ciptaan-Nya yg penuh dgn
tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Bahwa yg berhak disembah
semata hanyalah Sang
Pencipta seluruh alam
semesta ini Dialah Allah
Subhaanahu wa Ta’ala.
Kesombongan dan
kecongkakan dapat
menghalangi seseorang dari
beriman kepada Allah.
Bahwa banyak orang yg
meyakini dalam hati suatu
kebenaran namun tidak mau
mengakuinya.
Bahwa Allah pun menetapkan
alasan-alasan logis agar
manusia mau beriman kepada-
Nyadan menyembah diri-Nya
semata. Padahal jika Allah
menghendaki semua manusia
beriman niscaya semua
manusia akan beriman.
Namun manusia harus tahu
bahwa tiap pilihan punya
akibat sendiri-sendiri dan itu
akibat dari pilihannya. Jika
iman yg dipilihnya maka ridha
dan surga Allah balasannya
namun jika kufur yg dipilihnya
maka murka dan neraka Allah
balasannya.
Bahwa orang yg punya
kekuasaan di dunia cenderung
memaksakan kehendaknya
dgn menggunakan
kekuasaannya walaupun ia
berada di pihak yg salah.
Kebanyakan orang yg punya
kedudukan tinggi merasa
malu menerima dan mengakui
kebenaran dari seseorang yg
lbh rendah darinya.
Orang yg benar sering dijuluki
orang gila oleh orang-orang
yg tidak menyukai
kebenarannya atau julukan
lainnya yg mengandung
penghinaan dan pelecehan.
Demikianlah mungkin masih
banyak pelajaran yg dapat
kita ambil jika kita mau
berpikir dan merenung
sejenak. Sekian wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar