Rabu, 13 April 2011

SISTEM ORIENTASI DAN PENEMPATAN KARYAWAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
            Ketika memulai pekerjaan baru banyak para karyawan yang merasa gugup ketika pertama kali bekerja. Kegugupan hari pertama ini dasarnya bersifat alamiah. namun hal itu dapat mengurangi kepuasan karyawan baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika manajer SDM tidak mengantisipasinya lebih dini. Para psikolog mengatakan bahwa kesan awal pertama adalah begitu kuatnya dan wajar wajar saja karena karyawan baru masih memiliki sesuatu yang sedikit, seperti pengetahuan, dan pengalaman kerja serta untuk melakukan penilaian diri. Hal ini sangat tergantung pada keinginan kuat karyawan untuk mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan. untuk membantu karyawan menjadi anggota yang puas dan produktif, manajer dan departemen SDM harus membuat kesan awal tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan para karyawan baru, jadi jangan menimbulkan kesan bahwa yang paling membutuhkan di perusahaan adalah karyawan dan perusahaan.
            Sekali proses seleksi telah diputuskan, para manajer dan departemen SDM hendaknya membantu karyawan baru tersebut untuk merasa cocok dengan lingkungannya. Mengapa? karena sejak hari pertama, pendatang baru sudah masuk ke proses Investasi SDM. Mereka perlu disiapkan sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas yang dibebankan perusahaan kepada mereka dengan baik. untuk membantu pendatang baru agar mereka merasa cocok, program orientasi dan sosialisasi akan membuat mereka familiar antara lain dengan peran peranya, perusahaan, kebijakan kebijakan dankaryawan lainnya.
1.2  . Rumusan Masalah
            Program orientasi pada pegawai perlu dilakukan untuk karyawan baru. selain itu kami juga membahas tetntang penempatan kerja. Adapun beberapa rumusan masalah yang kami bahas yaitu :
  1. Apa arti dari orientasi karyawan dan tujuan orientasi karyawan?
  2. Apa arti dari penempatan kerja?
  3. Faktor apa saja yang mempengaruhi penempatan kerja?
1.3. Tujuan Pembahasan
            Adapun beberapa tujuan pembahasan masalah ini adalah:
  1. Mengetahui arti dari orientasi karyawan dan tujuan orientasi karyawan.
  2. Mengetahui artidari penempatan kerja.
  3. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi penempatan kerja.


BAB II
PEMBAHASAN
11. A. ORIENTASI KARYAWAN
1.      Pengertian Orientasi
Orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong karyawan baru (yang lulus seleksi) mengenal pekerjaan dan perusahaan tempatnya bekerja. Program orientasi sering juga disebut dengan induksi. Yakni memperkenalkan para karyawan dengan peranan atau kedudukan mereka, dengan organisasi dan dengan karyawan lain. Orientasi dilaksanakan karena semua pegawai baru membutuhkan waktu untuk dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru.
Orientasi berarti penyediaan informasi dasar berkenaan dengan perusahaan bagi pegawai baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara memuaskan. Informasi dasar ini mencakup fakta-fakta seperti jam kerja, cara memperoleh kartu pengenal, cara pembayaran gaji dan orang-orang yang akan bekerja sama dengannya. Orientasi pada dasarnya merupakan salah satu komponen proses sosialisasi pegawai baru, yaitu suatu proses penanaman sikap, standar, nilai, dan pola perilaku yang berlaku dalam perusahaan kepada pegawai baru.
Tak ada format yang jelas tentang materi yang harus diberikan pada program orientasi, namun mengacu pada Astra International dalam buku panduannya menyebutkan bahwa program orientasi meliputi :
  1. Company yaitu memahami visi, misi, nilai inti, organisasi dan sistem manajemen yang digunakan.
  2. Customer & competitor dengan fokus materi pada pengenalan siapa pelanggan dan pesaing perusahaan.
  3. Customes & manners yaitu berisi kebiasaan dan peraturan tak tertulis.
  4. Teams dengan materi pengenalan karyawan dan pekerjaan / proses kerja di bagiannya.
  5. Company regulations yaitu pengenalan etika kerja, serta peraturan-peraturan perusahaan yang tertulis.
  6. Job yaitu pengenalan pekerjaan yang akan dilakukan.
  7. Facilities yaitu pengenalan tentang segala macam fasilitas perusahaan dalam rangka menunjang kerja.
2.      Tujuan Orientasi
Orientasi bertujuan untuk mempercepat masa adaptasi sehingga karyawan baru dapat bekerja lebih cepat dan lebih baik. Program orientasi dirancang untuk memberikan kepada karyawan baru informasi yang dibutuhkannya agar dapat bekerja dengan enak dan efektif dalam organisasi. Tujuan orientasi adalah untuk mendapatkan SDM yang dapat melakukan pekerjaan secara tepat.
            Pada umumnya, karyawan akan merasa sedikit waswas selama hari-hari pertama kerja. Setidaknya ada 3 alasan utama yang menyebabkan terjadinya kegugupan pada hari-hari pertama kerja (Meryl Reis Louis : 1980) antara lain :
  1. Alasan pertama adalah bahwa setiap situasi baru yang melibatkan perubahan dan perbedaan dalam beberapa hal, akan menyebabkan karyawan baru harus menghadapi ketidakpastian
  2. Alasan kedua adalah harapan yang tidak realistis. Karyawan baru sering memiliki harapan tinggi yang tidak realistis tentang keuntungan yang akan diperolehnya dalam pekerjaan baru dan hal ini sering terbentur pada kenyataan bahwa yang akan mereka peroleh tidak seperti yang mereka harapakan semula.
  3. Alasan ketiga adalah kejutan yang dapat mengakibatkan kecemasan. Kejutan dapat terjadi apabila harapan mengenai pekerjaan atau diri sendiri tidak terpenuhi
Dalam sebuah studi yang dilaksanakan di Perusahaan Texas Instrument, para peneliti menemukan hal-hal berikut tentang pegawai baru :
3.      Sasaran-sasaran utama orientasi
Adalah mengulangi kecemasan awal yang dirasakan oleh semua pekerja baru untuk memulai pekerjaan baru, untuk mengakrabkan karyawan baru dengan pekerjaannya, unit kerjanya dan organisasi sebagai keseluruhan, dan agar mempermudah peralihan dari luar ke dalam. Pada dasarnya program orientasi bagi karyawan baru sangatlah mutlak diperlukan baik ditinjau dari sudut kepentingan perusahaan maupun karyawan itu sendiri yang tujuan pokoknya agar setiap karyawan baru:
  1. Dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan kondisi lingkungan yang baru dimasuki
  2. Dapat memahami organisasi dan budaya perusahaan (visi, misi, nilai inti dan kegiatan operasionalnya),
  3. Mempunyai kesamaan pola (paradigma) pikir dan terakhir,
  4. Sebagai bekal sebelum yang bersangkutan bertugas di tempat kerjanya masing­ masingDessler (2003) menyampaikan bahwa program orientasi yang diberikan kepada karyawan baru saat mereka pertama kali masuk kerja setidaknya mempunyai tujuan antara lain:
  5. Untuk mengurangi biaya di mana orientasi diharapkan mampu membantu karyawan baru agar cepat incharge dalam pekerjaannya.
  6. Mengurangi kecemasan. Kebanyakan karyawan mengalami kecemasan ketika masuk ke dalam situasi kerja yang baru. Pengalaman menghadapi kecemasan ini berpengaruh padanya dalam mempelajari pekerjaannya. Orientasi membantu karyawan untuk mengatasi kecemasan tersebut dengan membantu karyawan dengan memberikan pedoman yang dibutuhkannya untuk dapat bekerja dengan baik.
  7. Mengurangi turn over karyawan. Karyawan pindah kerja karena merasa tidak dihargai atau merasa tidak berada pada posisi yang tepat pada pekerjaannya. Program orientasi menunjukkan bahwa perusahaan menghargai karyawannya dan membantu menyediakan alat / fasilitas yang dibutuhkan untuk dapat sukses dalam pekerjaannya.
  8. Menghemat waktu untuk supervisi. Program orientasi karyawan baru membantu karyawan untuk cepat memahami pekerjaannya sehingga bisa langsung incharge dalam kerjanya. Supervisi atau atasannya tidak perlu menyediakan waktu yang lama untuk melakukan mentoring agar mereka dapat bekerja sesuai harapan.
  9. Membangun harapan yang positif terhadap pekerjaannya, sikap yang positif dan kepuasan kerja. Sangatlah penting bahwa para karyawan belajar sesegera mungkin apa yang menjadi harapannya, apa yang diharapkan padanya, selain belajar tentang nilai dan sikap yang ada dalam organisasi. Jenis orientasi yang diberikan kepada karyawan baru ada dua macamnya yaitu orientasi organisasi dimana orientasi dimaksudkan untuk memberitahu karyawan mengenai tujuan, riwayat, filosofi, prosedur dan pengaturan organisasi tersebut, serta orientasi unit kerja yang dimaksudkan untuk mengakrabkan karyawan itu dengan sasaran unit kerja tersebut, memperjelas bagaimana pekerjaannya menyumbang pada sasaran unit itu dan mencakup perkenalan dengan rekan-rekan kerja barunya.

·         Hari-hari pertama di tempat kerja merupakan hari hari yang mencemaskan dan menganggu perasaan.
·         Praktek-praktek “prabakti karyawan baru” oleh teman sekerja turut meningkatkan rasa cemas.
·         Rasa cemas berangsur hilang dengan proses training
·         Karyawan baru yang berhenti bekerja terutama disebabkan oleh rasa cemas ini.
·         Karyawan baru enggan membicarakan masalah itu dengan supervisor mereka.
Orientasi karyawan bertujuan untuk memperkecil masalah-masalah seperti itu. Maksud dari upaya ini adalah memperkenalkan karyawan baru dengan perusahaan, membantu mereka untuk saling mengenal dan saling bekerjasama.
4.      Teknik-Teknik Orientasi
Ada beberapa jenis teknik orientasi antara lain :
a.       Program orientasi dan sosialisasi
Program orientasi ini berawal dari perkenalan singkat secara informal sampai pada program-program formal dengan waktu yang lebih panjang. Dalam program formal, karyawan baru biasanya diberi buku pegangan atau bahan cetakan yang berisi jam kerja, peninjauan prestasi, cara pembayaan gaji, liburan dan penggunaan fasilitas serta pedoman dan peraturan perusahaan lainnya. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh supervisor si karyawan baru dan departemen personalia.
b.      Peninjauan pekerjaan secara realistis
Aktivitas ini bertujuan untuk menunjukkan cakupan pekerjaan yang sebenarnya kepada calon karyawan. Cara ini efektif untuk memperkecil kejutan realitas. Schein mengemukakan bahwa salah satu masalah terbesar yang dihadapi calon karyawan dan pimpinan dalam tahap awal kepegawaian adalah hal-hal yang mencakup perolehan informasi yang akurat dari kedua belah pihak.
c.       Budaya organisasi
Dapat diartikan sebagai sikap dan persepsi yang dimiliki karyawan pada umumnya dalam suatu perusahaan tempat mereka berkerja. Dengan kata lain para karyawan menangkap isyarat tentang perusahaan mereka misalnya sejauh mana mereka dinilai secara adil atau sejauh mana hubungan persahabatan yang diperlihatkan oleh pimpinan mereka.

d. Pereratan hubungan antar-karyawan
Cara lain untuk membantu proses sosialisasi karyawan baru adalah dengan mempererat hubungan antar mereka dan dengan teman kerja baru atau dengan para supervisor mereka, yang bertindak sebagai mentor. Sebagai contoh beberapa perusahaan mendukung adanya program- program formal. Seperti sistem sahabat dimana karyawan yang ditugasi sebagai mentor memberi training khusus dan bertindak sebagai pemandu bagi pendatang baru.

e. Informasi prestasi kerja
Sistem penilaian perusahaan juga memainkan perananan penting dalam proses sosialisasi. Catatan prestasi kerja secara formal dan informal dari supervisor yang disampaikan pada waktu yang tepat kepada karyawan baru dapat mengurangi tekanan akibat ketidakpastian karena “ tidak mengetahui prestasi yang dicapai”. Selain itu catatan tersebut dapat membantu karyawan baru untuk memutuskan cara melaksanakan pekerjaan di masa mendatang. Sebagai contoh, penilaian sebelumnya dapat digunakan sebagai upaya “penalaran” untuk memperbaiki persepsi yang keliru.
II. B. PENEMPATAN KERJA
Kebutuhan penempatan staf dapat dipenuhi melalui dua cara, yaitu: menyewa dari pihak luar perusahaan dan penugasan kembali karyawan yang ada atau disebut sebagai penempatan dari dalam.
1.      Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penempatan Karyawan
a)      Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan bisnis menyebabkan terjadinya pengisian posisi pekerjaan baru, baik melalui promosi karyawan yang sudah ada atau yang baru sama sekali. Adanya pengaruh ekspansi bisnis yang mampu mencipatakan posisi pekerjaan baru.
b)      Reorganisasi
Sebuah restrukturisasi dari perusahaan akan menghasilkan jenis yang beragm dalam hal kegiatan – kegiatan personal, misalnya jika terjadi merger dan reorganisasi perusahaan. Pembelian /penjualan perusahaan merger dengan perusahaan lain akan mempengaruhi aktivitas departemen SDM, seperti rancangan pekerjaan, kompensasi, manfaat, hubungan pekerja, dan program pensiun dini. Hal ini akan mempengaruhi keputusan penempatan karyawan.
c)      Kecenderungan Ekonomi Umum
Satu konsekuensi dari pengaruh menurunnya pertumbuhan ekonomi adalah secara signifikan akan menurunkan ketersediaan pekerjaan, baik bagi mereka/karyawan yang permanen dan temporer serta sekaligus bagi pencari kerja. Resesi ekonomi akan mengakibatkan terjadinya pengangguran besar-besaran. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi membaik maka departemen SDM akan proaktif melakukan kegiatannya, seperti promosi, rekrutmen dan seleksi karyawan baru.
d)     Atrisi
Atrisi merupakan pengurangan karyawan yang disebabkan terjadinya terminasi, pengunduran diri, pengalihan keluar dari unit bisnis, dan meninggal. Secara khusus program pensiun dini telah meningkat selama terjadinya penurunan aktivitas usaha dan kelambanan aktivitas ekonomi, sehingga karyawan berada pada posisi tertekan dan terjadi pemangkasan kelebihan karyawan (rasionalisai).
2.      Promosi
Sebuah promosi terjadi jika seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke posisi lain yang lebih tinggi baik dalam hal pembayaran gaji, tanggung jawab, dan tngkat status keorganisasiannya. Promosi memiliki manfaat, baik bagi perusahaan maupun karyawan, yaitu:
a.       Promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan kemampuan karyawan untuk memperluas usahanya.
b.      Promosi dapat mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik
c.       Terdapat korelasi signifikan antara kesempatan untuk kenaikan pangkat dan tingkat kepuasan kerja. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam merekrut karyawan, yaitu:
1.      Pendekatan Tertutup
Pendekatan yang lebih umum adalah pendekatan tertutup yang menempatkan unsur tanggung jawab untuk mengidentifikasi karyawan yang dapat dipromosikan. Penyelia harus memiliki catatan tentang kandidat, dan mencari informasi tentang kandidat di departemen lain yang memiliki kualifikasi tertentu.
2.      Pendekatan Terbuka
Digunakan bagi karyawan yang paling berkualifikasi dan diumumkan lewat papan pengumuman dan buletin. Jadi semua karyawan yang beminatdan merasa kualifikasinya terpenuhi bebas untuk melamar. Dilihat dari sisi filosofi dengan sistem terbuka perusahaan telah bertindak secara transparan, adil, dan tidak diskriminatif. Dalam praktiknya, kedua sistem promosi diatas biasanya didasarkan pada dua aspek, yaitu:
·         Promosi berdasarkan Merit
Terjadi ketika seseorang karyawan dipromosikan karena kinerja yang luar biasa dalam pekerjannya.
·         Promosi berdasarkan Senioritas
Dalam beberapa situasi tertentu, karyawan yang paling senior memperoleh promosi. Senior dalam hal ini berarti karyawan yang memiliki masa kerja terlama dalam perusahaan. Dalam serikat pekerja sering mencari promosi jenis ini untuk mencegah karyawan dari diskriminasi diantara anggota serikat pekerja.
3.      Pengalihan
Pengalihan terjadi manakala seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke posisi lain yang relatif pembayaran gajinya sama, begitu pula tanggung jawabnya dan tingkat dalam struktur organisasinya. Pengalihan sangat bermanfaat bagi pemegang jabatan, karena pengalamannya dapat dialihkan kepada seseorang dengan ketrampilan baru dan perspektif berbeda yang membuat orang itu menjadi pekerja dan kandidat yang lebih baik untuk dipromosikan di masa depan. Pengalihan ini dapat memperbaiki motivasi dan kepuasan individual.
4.      Penurunan Pangkat
Penurunan pangkat dapat pula dikatakan sebagai penugasan dari seorang karyawan ke posisi pekerjaan yang lebih rendah dengan gaji/upah yang lebih kecil serta kualifikasi ketrampilan dan tanggung jawab yang lebih rendah. Ada lima alasan mengapa penurunan pangkat terjadi, yaitu:
1.      promosi yang gagal
2.      ketidak mampuan melaksankan pekerjaan yang ditugaskan kepada karyawn bersangkutan
3.      kapasitas karyawan yang kurang (kedisiplinan, absensi)
4.      pengurangan kapasitas perusahaan (merger, reorganisasi)
5.      kesukarelaan yang diminta oleh pengusaha berdasarkan motif/alasan personal.
5.      Program Penempatan Kerja / Lowongan Pekerjaan
Perusahaan menginformasikan para karyawan adanya kualifikasi dan pembukaan kesempatan kerja yang belum terisi. Pengumuman penempatan kerja mengundang karyawan/orang yang berkualifikasi untuk melamar. Maksud dari program ini adalah mendorong karyawan untuk mencari promosi dan pengalihan kerja yang membantu departemen SDM mengisi posisi dari dalam dan memenuhi tujuan personal karyawan. Semakin tinggi tingkat pekerjaan yang ditempatkan, membantu perusahaan memenuhi rencana kegiatan yang telah disepakati dan menjadi sebuah kesempatan yang adil bagi karyawan. Apabila tingkat pekerjaan lebih rendah terisi tanpa diketahui, para karyawan yakin mereka diizinkan melamar melalui program tersebut. Oleh karena itu, departemen SDM dalam membuat aturan program penempatan pekerjaan penting untuk diketahui seluruh karyawan dan ditindaklanjuti secara taat asas.
BAB III
KESIMPULAN
Orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong karyawan baru (yang lulus seleksi) mengenal pekerjaan dan perusahaan tempatnya bekerja. Program orientasi sering juga disebut dengan induksi. Yakni memperkenalkan para karyawan dengan peranan atau kedudukan mereka, dengan organisasi dan dengan karyawan lain. Orientasi dilaksanakan karena semua pegawai baru membutuhkan waktu untuk dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru.
Pada umumnya, karyawan akan merasa sedikit waswas selama hari-hari pertama kerja. Setidaknya ada 3 alasan utama yang menyebabkan terjadinya kegugupan pada hari-hari pertama kerja (Meryl Reis Louis : 1980) antara lain :
a.       Alasan pertama adalah bahwa setiap situasi baru yang melibatkan perubahan dan perbedaan dalam beberapa hal, akan menyebabkan karyawan baru harus menghadapi ketidakpastian.
b.      Alasan kedua adalah harapan yang tidak realistis.
c.       Alasan ketiga adalah kejutan yang dapat mengakibatkan kecemasan.
Ada beberapa jenis teknik orientasi antara lain :
1.      Program orientasi dan sosialisasi
2.      Peninjauan pekerjaan secara realistis
3.      Pembinaan budaya organisasi
4.      Pereratan hubungan antar-karyawan
5.      Informasi prestasi kerja




















DAFTAR PUSTAKA
1.      www.google.com
2.      S.P. Hasibuan, Drs. H. Malayu (2000). Manejemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara
3.      S.P. Hasibuan, Drs. H. Malayu (2008). Manajemen Dasar, Pengertian, Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
4.      S. P. Hasibuan, Drs. H. Malayu (2006). Majanemen SDM. Jakarta : PT. Bumi Aksara
5.      P. Siagian, Prof. Dr. Sondang. (2007). MPA : Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.Bumi Aksara
6.      Wahyudi, Drs. Bambang. (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Sulita
7.      Umar, Husein, (2002). Riset Sumber Daya Manusia, cetakan keempat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
8.      T. Hani. Handoko (2001). Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ke duabelas. Yogyakarta : BPFE
9.      Simamora, Henry, (1999). Manejemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua , cetakan kedua. Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta

Jumat, 08 April 2011

Nikmat Allah Syukurilah dan Ujian-Nya Sabarilah

Demikian banyak ni’mat Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Tidak
ada satupun manusia yg bisa
menghitung meski
menggunakan alat secanggih
apapun. Pernahkah kita
berpikir utk apa Allah
Subhanahu wa Ta’ala
memberikan demikian banyak
ni’mat kepada para hamba-
Nya? Untuk sekedar
menghabiskan ni’mat-ni’mat
tersebut atau ada tujuan lain?
Luas Pemberian Allah
Subhanahu wa Ta’ala
Sungguh betapa besar dan
banyak ni’mat yg telah
dikaruniakan Allah Subhanahu
wa Ta’ala kepada kita. Setiap
hari silih berganti kita
merasakan satu ni’mat
kemudian beralih kepada
ni’mat yg lain. Di mana kita
terkadang tdk membayangkan
sebelum akan terjadi dan
mendapatkannya. Sangat
besar dan banyak krn tdk bisa
utk dibatasi atau dihitung dgn
alat secanggih apapun di masa
kini.
Semuaini tentu mengundang
kita utk menyimpulkan betapa
besar karunia dan kasih
sayang Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada hamba-hamba-
Nya. dlm realita kehidupan
kita menemukan keadaan yg
memprihatinkan. Yaitu
mayoritas manusia dlm
keingkaran dan kekufuran
kepada Pemberi Nikmat.
Puncak adl menyamakan
pemberi ni’mat dgn makhluk
yg keadaan makhluk itu
sendiri sangat butuh kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tentu hal ini termasuk dari
kedzaliman di atas kedzaliman
sebagaimana dijelaskan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala di
dlm firman-Nya:
ﻢﻴﻈﻋ ﻢﻠﻈﻟ ﻙﺮﺸﻟﺍ ﻥﺇ
“Sesungguh kesyirikan itu adl
kedzaliman yg paling besar.”
Kendati demikian Allah
Subhanahu wa Ta’ala tetap
memberikan kepada mereka
sebagian karunia-Nya
disebabkan “kasih sayang-Nya
mendahului murka-Nya” dan
membukakan bagi mereka
pintu utk bertaubat. Oleh
sebab itu tdk ada alasan bagi
hamba ini untuk:
-Ingkar dan kufur kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala
serta menyamakan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dgn
makhluk-Nya yg sangat butuh
kepada-Nya.
-Menyombongkan diri serta
angkuh dgn tdk mau
melaksanakan perintah Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan
meninggalkan larangan-
larangan-Nya atau tdk mau
menerima kebenaran dan
mengentengkan orang lain.
-Tidak mensyukuri pemberian
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻤﻓ ﺔﻤﻌﻧ ﻦﻣ ﻢﻜﺑ ﺎﻣﻭ
“Dan ni’mat apapun yg kalian
dapatkan adl datang dari
Allah.”
ﺎﻫﻮﺼﺤﺗ ﻻ ﻪﻠﻟﺍ ﺔﻤﻌﻧ ﺍﻭﺪﻌﺗ ﻥﺇﻭ
“Dan jika kalian menghitung
ni’mat Allah niscaya kalian tdk
akan sanggup.”
Pemberian Allah Subhanahu
wa Ta’ala utk Satu Tujuan yg
Mulia
Darisekian ni’mat yg telah
dikaruniakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala kepada
kita mari kita mencoba
menghitungnya. Sudah
berapakah dlm kalkulasi kita
ni’mat yg telah kita syukuri
dan dari sekian ni’mat yg
telah kita pergunakan utk
bermaksiat kepada-Nya. Jika
kita menemukan kalkulasi yg
baik mk pujilah Allah
Subhanahu wa Ta’ala krn Dia
telah memberimu kesempatan
yg baik. Jika kita menemukan
sebalik mk janganlah engkau
mencela melainkan dirimu
sendiri.1
Setiaporang bisa mengatakan
bahwa semua yg ada di dunia
ini merupakan pemberian
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tahukah anda apa rahasia di
balik pemberian Allah
Subhanahu wa Ta’ala
tersebut?
Ketahuilah bahwa keni’matan
yg berlimpah ruah bukanlah
tujuan diciptakan manusia dan
bukan pula sebagai wujud
cinta Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada manusia
tersebut. Allah Subhanahu wa
Ta’ala menciptakan manusia
utk sebuah kemuliaan bagi
dan menjadikan segala ni’mat
itu sebagai perantara utk
menyampaikan kepada
kemuliaan tersebut. Tujuan itu
adl utk beribadah kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala
saja sebagaimana hal ini
disebutkan dlm firman-Nya:
ﻥﻭﺪﺒﻌﻴﻟ ﻻﺇ ﺲﻧﻹﺍﻭ ﻦﺠﻟﺍ ﺖﻘﻠﺧ ﺎﻣﻭ
“Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka
menyembah kepada-Ku.”
Bagi orang yg berakal akan
berusaha mencari rahasia di
balik pemberian Allah
Subhanahu wa Ta’ala yg
berlimpah ruah tersebut.
Setelah dia menemukan
jawaban yaitu utk beribadah
kepada-Nya saja mk dia akan
mengetahui pula bahwa dunia
bukan sebagai tujuan.
Sebagaibukti yaitu ada
kematian setelah hidup ini dan
ada kehidupan setelah
kematian diiringi dgn
persidangan dan pengadilan
serta pembalasan dari Allah l.
Itulah kehidupan yg hakiki di
akhirat nanti. Kesimpulan
seperti ini akan mengantarkan
kepada:
1. Dunia bukan tujuan hidup.
2.Keni’matan yg ada pada
bukan tujuan diciptakan
manusia akan tetapi sebagai
perantara utk suatu tujuan yg
mulia.
3.Semangat beramal utk
tujuan hidup yg hakiki dan
kekal.
IbnuQudamah rahimahullahu
menjelaskan: “Ketahuilah
bahwa ni’mat itu ada dua
bentuk ni’mat yg menjadi
tujuan dan ni’mat yg menjadi
perantara menuju tujuan.
Nikmat yg merupakan tujuan
adl kebahagiaan akhirat dan
nilai akan kembali kepada
empat perkara.
Pertama:Kekekalan dan tdk
ada kebinasaan setelah
Kedua: Kebahagian yg tdk ada
duka setelahnya
Ketiga:Ilmu yg tdk ada
kejahilan setelahnya
Keempat:Kaya yg tdk ada
kefakiran setelahnya.
Semuaini merupakan
kebahagiaan yg hakiki.
Adapun bagian yg kedua adl
sebagai perantara menuju
kebahagiaan yg disebutkan
dan ini ada empat perkara:
Pertama:Keutamaan diri
sendiri seperti keimanan dan
akhlak yg baik.
Kedua:Keutamaan pada
badan seperti kekuatan dan
kesehatan dan sebagainya.
Ketiga:Keutamaan yg terkait
dgn badan seperti harta
kedudukan dan keluarga.
Keempat:Sebab-sebab yg
menghimpun ni’mat-ni’mat
tersebut dgn segala
keutamaan seperti hidayah
bimbingan kebaikan
pertolongan dan semua ni’mat
ini adl besar.”
Untaian Indah dari Ibnu
Qudamah
“Ketahuilah bahwa segala yg
dicari oleh tiap orang adl
ni’mat. Akan tetapi
keni’matan yg hakiki adl
kebahagiaan di akhirat kelak
dan segala ni’mat selain akan
lenyap. Semua perkara yg
disandarkan kepada kita ada
empat macam:
Pertama:Sesuatu yg
bermanfaat di dunia dan di
akhirat seperti ilmu dan
akhlak yg baik. Inilah
keni’matan yg hakiki.
Kedua: Sesuatu yg
memudaratkan di dunia dan di
akhirat. Ini merupakan bala’
yg hakiki.
Ketiga:Bermanfaat di dunia
akan tetapi memudaratkan di
akhirat seperti berlezat-lezat
dan mengikuti hawa nafsu. Ini
sesungguh bala bagi orang yg
berakal sekalipun orang jahil
menganggap ni’mat. Seperti
seseorang yg sedang lapar
lalu menemukan madu yg
bercampur racun. Bila tdk
mengetahui dia menganggap
sebuah ni’mat dan jika
mengetahui dia menganggap
sebagai malapetaka.
Keempat:Memudaratkan di
dunia namun akan bermanfaat
diakhirat sebagai ni’mat bagi
orang yg berakal. Contoh obat
bila dirasakan sangat pahit
dan pada akhir akan
menyembuhkan .
Seoranganak bila dipaksa utk
meminum dia menyangka
sebagai malapetaka dan
orang yg berakal akan
menganggap sebagai ni’mat.
Demikian juga bila seorang
anak butuh utk dibekam sang
bapak berusaha menyuruh
dan memerintahkan anak utk
melakukannya. Namun sang
anak tdk bisa melihat akibat
di belakang yg akan muncul
berupa kesembuhan.
sangibu akan berusaha
mencegah krn cinta yg tinggi
kepada anak tersebut krn
sang ibu tdk tahu tentang
maslahat yg akan muncul dari
pengobatan tersebut.
Sanganak menuruti apa kata
ibunya. Hal ini disebabkan
oleh ketidaktahuan sehingga
ia lbh menuruti ibu daripada
bapaknya. Bersamaan dgn itu
sang anak menganggap bapak
sebagai musuh. Jika sang anak
berakal niscaya dia akan
menyimpulkan bahwa sang ibu
merupakan musuh sesungguh
dlm wujud teman dekat.
Karena larangan sang ibu utk
berbekam akan menggiring
kepada penyakit yg lbh besar
dibandingkan sakit krn
berbekam.
Karenaitu teman yg jahil lbh
berbahaya dari seorang
musuh yg berakal. Dan tiap
orang menjadi teman diri
sendiri akan tetapi nafsu
merupakan teman yg jahil.
Nafsu akan berbuat pada diri
apa yg tdk diperbuat oleh
musuh.”
Syukur dlm Tinjauan Bahasa
dan Agama
Syukursecara bahasa adl
nampak bekas makan pada
badan binatang dgn jelas.
Binatang yg syakur artinya:
Apabila nampak pada
kegemukan krn makan
melebihi takarannya.
Adapundlm tinjauan agama
syukur adalah: Nampak
pengaruh ni’mat Allah
Subhanahu wa Ta’ala atas
seorang hamba melalui lisan
dgn cara memuji dan
mengakuinya; melalui hati dgn
cara meyakinidan cinta; serta
melalui anggota badan dgn
penuh ketundukan dan
ketaatan.
Adajuga yg mendefinisikan
syukur dgn makna lain
seperti:
1.Mengakui ni’mat yg
diberikan dgn penuh
ketundukan.
2.Memuji yg memberi ni’mat
atas ni’mat yg diberikannya.
3. Cinta hati kepada yg
memberi ni’mat dan anggota
badan dgn ketaatan serta
lisan dgn cara memuji dan
menyanjungnya.
4.Menyaksikan keni’matan
dan menjaga keharaman.
5.Mengetahui kelemahan diri
dari bersyukur.
6.Menyandarkan ni’mat
tersebut kepada pemberi dgn
ketenangan.
7.Engkau melihat dirimu
orang yg tdk pantas utk
mendapatkan ni’mat.
8. Mengikat ni’mat yg ada dan
mencari ni’mat yg tdk ada.
Masih banyak lagi definisi
para ulama tentang syukur
akan tetapi semua kembali
kepada penjelasan Ibnul
Qayyim sebagaimana
disebutkan di atas.
Yangjelas syukur adl sebuah
istilah yg digunakan pada
pengakuan/ pengetahuan
akan sebuah ni’mat. Karena
mengetahui ni’mat merupakan
jalan utk mengetahui Dzat yg
memberi ni’mat. Oleh krn itu
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menamakan Islam dan iman di
dlm Al-Qur`an dgn syukur.
Dari sini diketahui bahwa
mengetahui sebuah ni’mat
merupakan rukun dari rukun-
rukun syukur.
Apabilaseorang hamba
mengetahui sebuah ni’mat mk
dia akan mengetahui yg
memberi ni’mat. Ketika
seseorang mengetahui yg
memberi ni’mat tentu dia
akan mencintai-Nya dan
terdorong utk bersungguh-
sungguh mensyukuri ni’mat-
Nya.
Syukur Tidak Sempurna
Melainkan dgn Mengetahui
Apa yg Dicintai Allah l
IbnuQudamah rahimahullahu
menjelaskan: “Ketahuilah
bahwa syukur dan tdk kufur
tdk akan sempurna melainkan
dgn mengetahui segala apa yg
dicintai oleh Allah l. Sebab
makna syukur adl
mempergunakan segala
karunia Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada apa yg dicintai-
Nya dan kufur ni’mat adl
sebaliknya. Bisa juga dgn tdk
memanfaatkan ni’mat
tersebut atau
mempergunakan pada apa yg
dimurkai-Nya.”
Makna Syukur
Syukur memiliki tiga makna.
Pertama:Mengetahui adl
sebuah ni’mat. Arti dia
menghadirkan dlm benak
mempersaksikan dan
memilahnya. Hal ini akan bisa
terwujud dlm benak
sebagaimana terwujud dlm
kenyataan. Sebab banyak
orang yg jika engkau berbuat
baik kepada namun dia tdk
mengetahui . Gambaran ini
bukan termasuk dari syukur.
Kedua:Menerima ni’mat
tersebut dgn menampakkan
butuh kepadanya. Dan bahwa
sampai ni’mat tersebut
kepada bukan sebagai satu
keharusan hak bagi dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan
tanpa membeli dgn harga.
Bahkan dia melihat diri di
hadapan Allah Subhanahu wa
Ta’ala seperti seorang tamu
yg tdk diundang.
Ketiga:Memuji yg memberi
ni’mat. dlm hal ini ada dua
bentuk yaitu umum dan
khusus. Pujian yg bersifat
umum adl menyifati pemberi
ni’mat dgn sifat dermawan
kebaikan luas pemberian dan
sebagainya. Pujian yg bersifat
khusus adl menceritakan
ni’mat tersebut dan
memberitahukan bahwa
ni’mat tersebut sampai
kepada dia krn sebab Sang
Pemberi tersebut.
Sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
ﺙﺪﺤﻓ ﻚﺑﺭ ﺔﻤﻌﻨﺑ ﺎﻣﺃﻭ
“Dan adapun tentang ni’mat
Rabbmu mk
ceritakanlah.” (Madarijus
Salikin 2/247-248)
Menceritakan Sebuah Nikmat
Termasuk Syukur
Menceritakansebuah ni’mat
yg dia dapatkan kepada orang
lain termasuk dlm kategori
syukur. Hal ini berdasarkan
hadits Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam:
ﻦﻣﻊﻨﺻﻪﻴﻟﺇﺰﺠﻴﻠﻓ ﺎﻓﻭﺮﻌﻣﻪﺑﻢﻟ ﻥﺈﻓ
ﺪﺠﻳﺎﻣﻱﺰﺠﻳﻪﺑﻦﺜﻴﻠﻓﻪﻧﺈﻓﺍﺫﺇﻰﻨﺛﺃ
ﻪﻴﻠﻋﺪﻘﻓﻩﺮﻜﺷﻥﺇﻭﻪﻤﺘﻛﺪﻘﻓﻩﺮﻔﻛ
ﻦﻣﻭﻲﺑﻮﺛ ﺲﺑﻼﻛ ﻥﺎﻛ ﻂﻌﻳ ﻢﻟ ﺎﻤﺑ ﻰﻠﺤﺗ
ﺭﻭﺯ
“Barangsiapa yg diberikan
kebaikan kepada hendaklah
dia membalas dan jika dia tdk
mendapatkan sesuatu utk
membalas hendaklah dia
memujinya. Karena jika dia
memuji sungguh dia telah
berterima kasih dan jika dia
menyembunyikan sungguh dia
telah kufur. Dan barangsiapa
yg berhias dgn sesuatu yg dia
tdk diberi sama hal dgn orang
yg memakai dua baju
kedustaan.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
ﺙﺪﺤﻓ ﻚﺑﺭ ﺔﻤﻌﻨﺑ ﺎﻣﺃﻭ
“Dan adapun tentang ni’mat
Rabbmu mk ceritakanlah.”
Menceritakan ni’mat yg
diperintahkan di dlm ayat ini
ada dua pendapat di kalangan
para ulama.
Pertama:Menceritakan ni’mat
tersebut dan memberitahukan
kepada orang lain seperti dgn
ucapan: “Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah memberiku ni’mat
demikian dan demikian.”
Kedua: Menceritakan ni’mat
yg dimaksud di dlm ayat ini
adl berdakwah di jalan Allah
Subhanahu wa Ta’ala
menyampaikan risalah-Nya
dan mengajarkan umat.
Darikedua pendapat tersebut
Ibnul Qayyim rahimahullahu
dlm Madarijus Salikin
mentarjih dgn perkataan
beliau: “Yang benar ayat ini
mencakup kedua makna
tersebut. Karena masing-
masing adl ni’mat yg kita
diperintahkan utk mensyukuri
menceritakan dan
menampakkan sebagai wujud
kesyukuran.”
Beliau berkata: “Dalam
sebuah atsar yg lain dan
marfu’ disebutkan:
ﻦﻣﻢﻟﺮﻜﺸﻳﻞﻴﻠﻘﻟﺍﻢﻟﺮﻜﺸﻳﺮﻴﺜﻜﻟﺍ
ﻦﻣﻭﻢﻟﺮﻜﺸﻳﺱﺎﻨﻟﺍﻢﻟﺮﻜﺸﻳﻪﻠﻟﺍ،
ﺙﺪﺤﺘﻟﺍﻭﺔﻤﻌﻨﺑﻪﻠﻟﺍﺮﻜﺷﻪﻛﺮﺗﻭﺮﻔﻛ
ﺏﺍﺬﻋ ﺔﻗﺮﻔﻟﺍﻭ ﺔﻤﺣﺭ ﺔﻋﺎﻤﺠﻟﺍﻭ
“Barangsiapa tdk mensyukuri
yg sedikit mk dia tdk akan
mensyukuri atas yg banyak
dan barangsiapa yg tdk
berterima kasih kepada
manusia mk dia tdk bersyukur
kepada Allah. Menceritakan
sebuah ni’mat kepada orang
lain termasuk dari syukur dan
meninggalkan adl kufur
bersatu adl rahmat dan
bercerai berai adl
azab.” (Madarijus Salikin
2/248)
Dengan Apa Seorang Hamba
Bersyukur?
IbnuQudamah rahimahullahu
menjelaskan: “Syukur bisa
dilakukan dgn hati lisan dan
anggota badan. Adapun dgn
hati adl berniat utk
melakukan kebaikan dan
menyembunyikan pada
khayalak ramai. Adapun dgn
lisan adl menampakkan
kesyukuran itu dgn memuji
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Arti menampakkan keridhaan
kepada Allah k. Dan hal ini
sangat dituntut sebagaimana
sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam:
ﺮﻔﻛ ﻪﻛﺮﺗﻭ ﺮﻜﺷ ﻢﻌﻨﻟﺎﺑ ﺙﺪﺤﺘﻟﺍ
‘Menceritakan ni’mat itu adl
wujud kesyukuran dan
meninggalkan adl wujud
kekufuran.’
Adapun dgn anggota badan
adl mempergunakan ni’mat-
ni’mat Allah Subhanahu wa
Ta’ala tersebut dlm ketaatan
kepada-Nya dan menjaga diri
dari bermaksiat dengannya.
Termasuk kesyukuran
terhadap ni’mat kedua mata
adl dgn cara menutup tiap aib
yg dilihat pada seorang
muslim. Dan termasuk
kesyukuran atas ni’mat kedua
telinga adl menutup tiap aib
yg didengar. Penampilan
seperti ini termasuk wujud
kesyukuran terhadap anggota
badan.”
Ibnul Qayyim rahimahullahu
menjelaskan: “Syukur itu bisa
dilakukan oleh hati dgn
tunduk dan kepasrahan oleh
lisan dgn mengakui ni’mat
tersebut dan oleh anggota
badan dgn ketaatan dan
penerimaan.”
Derajat Syukur
Syukurmemiliki tiga
tingkatan:
Pertama: Bersyukur krn
mendapatkan apa yg disukai.
Tingkatsyukur ini bisa juga
dilakukan orang Islam dan non
Islamseperti Yahudi dan
Nasrani bahkan Majusi.
Namun Ibnul Qayyim
rahimahullahu menjelaskan:
“Jika engkau mengetahui
hakikat syukur dan di antara
hakikat syukur adl menjadikan
ni’mat tersebut membantu
dlm ketaatan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan
mencari ridha-Nya niscaya
engkau akan mengetahui
bahwa kaum musliminlah yg
pantas menyandang derajat
syukur ini.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
telah menulis surat kepada
Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu:
‘Sesungguh tingkatan
kewajiban yg paling kecil atas
orang yg diberi ni’mat adl tdk
menjadikan ni’mat tersebut
sebagai jembatan utk
bermaksiat kepada-Nya’.”
Kedua: Mensyukuri sesuatu yg
tdk disukai. Orang yg
melakukan jenis syukur ini adl
orang yg sikap sama dlm
semua keadaan sebagai bukti
keridhaannya.
IbnulQayyim rahimahullahu
menjelaskan: “Bersyukur atas
sesuatu yg tdk disukai lbh
berat dan lbh sulit
dibandingkan mensyukuri yg
disenangi. Oleh sebab itulah
syukur yg kedua ini di atas
jenis syukur yg pertama.
Syukur jenis kedua ini tdk
dilakukan kecuali oleh salah
satu dari dua jenis orang:
Seseorang yg semua
keadaan sama. Arti sikap
sama terhadap yg disukai dan
tdk disukai dan dia bersyukur
atas semua sebagai bukti
keridhaan diri terhadap apa
yg terjadi. Ini merupakan
kedudukan ridha.
Seseorang yg bisa
membedakan keadaannya. Dia
tdkmenyukai sesuatu yg tdk
menyenangkan dan tdk ridha
bila menimpanya. Namun bila
sesuatu yg tdk menyenangkan
menimpa dia tetap
mensyukurinya. Kesyukuran
sebagai pemadam kemarahan
sebagai penutup dari berkeluh
kesah dan demi menjaga adab
serta menempuh jalan ilmu.
Karena sesungguh adab dan
ilmu akan membimbing
seseorang utk bersyukur di
waktu senang maupun susah.
Tentuyg pertama lbh tinggi
dari yg kedua.
Ketiga:Seseorang seolah-olah
tdk menyaksikan kecuali Yang
memberi keni’matan. Arti bila
dia melihat yg memberi
keni’matan dlm rangka ibadah
dia akan menganggap besar
ni’mat tersebut. Dan bila dia
menyaksikan yg memberi
keni’matan krn rasa cinta
niscaya semua yg berat akan
terasa manis baginya.
Manusia dan Syukur
Kitatelah mengetahui bahwa
syukur merupakan salah satu
sifat yg terpuji dan sifat yg
dicintai oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Akan tetapi tdk
semua orang bisa
mendapatkannya. Arti ada yg
diberi oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan ada pula yg
tidak.
Manusia dan syukur terbagi
menjadi tiga golongan:
Pertama:Orang yg
mensyukuri ni’mat yg
diberikan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Kedua: Orang yg menentang
ni’mat yg diberikan alias kufur
ni’mat.
Ketiga: Orang yg berpura-
pura syukur padahal dia
bukan orang yg bersyukur.
Orang yg seperti ini
dimisalkan dgn orang yg
berhias dgn sesuatu yg tdk dia
tdk miliki.
Dalil-dalil tentang Syukur
ﻥﻭﺪﺒﻌﺗ ﻩﺎﻳﺇ ﻢﺘﻨﻛ ﻥﺇ ﻪﻠﻟ ﺍﻭﺮﻜﺷﺍﻭ
“Bersyukurlah kalian kepada
Allah jika hanya kepada-Nya
kalian menyembah.”
ﻲﻧﻭﺮﻛﺫﺎﻓﻢﻛﺮﻛﺫﺃﺍﻭﺮﻜﺷﺍﻭﻲﻟﻻﻭ
ﻥﻭﺮﻔﻜﺗ
“Maka ingatlah kalian kepada-
Ku niscaya Aku akan
mengingat kalian dan
bersyukurlah kalian kepada-
Ku dan jangan kalian kufur.”
ﻥﻮﻌﺟﺮﺗ ﻪﻴﻟﺇ ﻪﻟ ﺍﻭﺮﻜﺷﺍﻭ ﻩﻭﺪﺒﻋﺍﻭ
“Dan sembahlah Dia dan
bersyukurlah kepada-Nya dan
kepada-Nya kalian
dikembalikan.”
ﻦﻳﺮﻛﺎﺸﻟﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﻱﺰﺠﻴﺳﻭ
“Dan Allah akan membalas
orang2 yg bersyukur.”
ﺫﺇﻭﻥﺫﺄﺗﻢﻜﺑﺭﻦﺌﻟﻢﺗﺮﻜﺷﻢﻜﻧﺪﻳﺯﻷ
ﺪﻳﺪﺸﻟ ﻲﺑﺍﺬﻋ ﻥﺇ ﻢﺗﺮﻔﻛ ﻦﺌﻟﻭ
“Dan ingatlah ketika Rabb
kalian memaklumkan: Jika
kalian bersyukur niscaya Kami
akan menambah dan jika
kalian mengkufuri sungguh
azab-Ku sangat pedih.”
Dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha ia berkata:
ﻥﺃﻲﺒﻧﻪﻠﻟﺍﻰﻠﺻﻪﻠﻟﺍﻪﻴﻠﻋﻢﻠﺳﻭﻥﺎﻛ
ﻡﻮﻘﻳﻦﻣﻞﻴﻠﻟﺍﻰﺘﺣﺮﻄﻔﺘﺗﻩﺎﻣﺪﻗ،
ﺖﻟﺎﻘﻓﺔﺸﺋﺎﻋ:ﻢﻟﻊﻨﺼﺗﺍﺬﻫﺎﻳﻝﻮﺳﺭ
ﻪﻠﻟﺍ،ﺪﻗﻭﺮﻔﻏﻪﻠﻟﺍﻚﻟﺎﻣﻡﺪﻘﺗﻦﻣ
ﻚﺒﻧﺫﺎﻣﻭ؟ﺮﺧﺄﺗﻝﺎﻗ:ﻼﻓﺃﺐﺣﺃﻥﺃ
؟ﺍﺭﻮﻜﺷ ﺍﺪﺒﻋ ﻥﻮﻛﺃ
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bangun di malam hari
sampai pecah-pecah kedua
kaki beliau lalu ‘Aisyah
berkata: ‘Ya Rasulullah
kenapa engkau melakukan yg
demikian padahal Allah telah
mengampuni dosamu yg telah
lewat dan akan datang?’
Beliau menjawab: ‘Apakah aku
tdk suka menjadi hamba yg
bersyukur?’”
Masih banyak dalil lain yg
menjelaskan tentang
keutamaan syukur dan
anjuran dari Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
Semoga apa yg dibawakan di
sini mewakili yg tdk
disebutkan.
Ancaman bagi orang2 yg Tidak
Bersyukur
Yangtdk bersyukur lbh
banyak dari yg bersyukur. Hal
ini tdk bisa dipungkiri oleh
orang yg berakal bersih.
Sebagaimana orang yg ingkar
kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala lbh banyak dari yg
beriman. Demikianlah
keterangan Allah Subhanahu
wa Ta’ala di dlm firman-Nya:
ﺭﻮﻜﺸﻟﺍ ﻱﺩﺎﺒﻋ ﻦﻣ ﻞﻴﻠﻗﻭ
“Dan sedikit dari hamba-
hambaKu yg bersyukur.”
Sebuah peringatan tentu akan
bermanfaat bagi orang yg
beriman. Di mana Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah
memperingatkan dari kufur
ni’mat setelah memerintahkan
utk bersyukur dan
menjelaskan keutamaan yg
akan di dapati sebagaimana
penjelasan Al-Imam As-Sa’di
rahimahullahu dlm tafsir
beliau: “Jika seseorang
bersyukur niscaya Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan
mengabadikan ni’mat yg dia
berada pada dan menambah
dgn ni’mat yg lain.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
ﺫﺇﻭﻥﺫﺄﺗﻢﻜﺑﺭﻦﺌﻟﻢﺗﺮﻜﺷﻢﻜﻧﺪﻳﺯﻷ
ﺪﻳﺪﺸﻟ ﻲﺑﺍﺬﻋ ﻥﺇ ﻢﺗﺮﻔﻛ ﻦﺌﻟﻭ
“Dan Rabb kalian telah
mengumumkan jika kalian
bersyukur niscaya Kami akan
menambah dan jika kalian
mengkufuri sungguh azab-Ku
sangat pedih.”
Al-Hafizh Ibnu Katsir
rahimahullahu menjelaskan:
“Jika kalian mengkufuri ni’mat
menutup-nutupi dan
menentang mk yaitu dgn
dicabut ni’mat tersebut dan
siksa Allah Subhanahu wa
Ta’ala menimpa dgn sebab
kekufurannya. Dan disebutkan
dlm sebuah hadits: ‘Sesungguh
seseorang diharamkan utk
mendapatkan rizki krn dosa yg
diperbuatnya’.”
Syukur dan Sabar
Kitaakan bertanya: “Jika
engkau ditimpa sebuah
musibah lalu engkau
mensyukuri mk tentu pada
sikap kesyukuranmu terdapat
sifat sabar dan sifat ridha
terhadap musibah yg menimpa
dirimu.Dan kita mengetahui
bahwa ridha merupakan
bagian dari kesabaran.
Sementara syukur merupakan
buah dari sifat ridha.”
Ibnul Qayyim rahimahullahu
menjelaskan: “Syukur
termasuk kedudukan yg paling
tinggidan lbh tinggi -bahkan
jauh libih tinggi- daripada
kedudukan ridha. Di mana
sifat ridha masuk dlm syukur
krn mustahil syukur ada tanpa
ridha.”
Kenapa Kebanyakan Orang
Tidak Bersyukur?
IbnuQudamah rahimahullahu
menjelaskan: “Makhluk ini tdk
mau mensyukuri ni’mat krn
pada ada dua yaitu kejahilan
dan kelalaian. Kedua sifat ini
menghalangi mereka utk
mengetahui ni’mat. Karena
tdk tergambar bahwa
seseorang akan bisa
bersyukur tanpa mengetahui
ni’mat . Jika pun mereka
mengetahui ni’mat mereka
menyangka bahwa bersyukur
itu hanya sebatas
mengucapkan alhamdulillah
atau syukrullah dgn lisan.
Mereka tdk mengetahui
bahwa makna syukur adl
mempergunakan ni’mat pada
jalan ketaatan kepada Allah
l.”
Kesimpulan ucapan Ibnu
Qudamah rahimahullahu adl
bahwa manusia banyak tdk
bersyukur krn ada dua
perkara yg melandasi yaitu
kejahilan dan kelalaian.
Mengobati Kelalaian dari
Bersyukur
IbnuQudamah rahimahullahu
menjelaskan: “Hati yg hidup
akan menggali segala macam
ni’mat diberikan. Adapun hati
yg jahil tdk akan menganggap
sebuah ni’mat sebagai ni’mat
kecuali setelah bala’
menimpanya. Cara hendaklah
dia terus memandang kepada
yg lbh rendah dari dan
berusaha berbuat apa yg telah
dilakukanoleh orang2
terdahulu. Mendatangi tempat
orang yg sedang sakit dan
melihat berbagai macam ujian
yg sedang menimpa mereka
kemudian berpikir tentang
ni’mat sehat dan keselamatan.
Menyaksikan jenazah orang yg
terbunuh dipotong tangan
mereka kaki-kaki mereka dan
diazab lalu dia bersyukur atas
keselamatan diri dari berbagai
azab.”
Wallahu a’lam.
1 Demikianlah makna yg telah
disabdakan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dlm hadits yg diriwayatkan
oleh Al-Imam Muslim dari
shahabat Abu Dzar
radhiyallahu ‘anhu.
Sumber: www.asysyariah.com

Dialog Musa dengan Fir’aun

“Fir’aun bertanya ‘Siapa Tuhan
semesta alam itu?’ Musa
menjawab ‘Tuhan Pencipta
langit dan bumi serta apa-apa
yg terdapat di antara
keduanya. jika kamu sekalian
orang-orang yg percaya’.
Fir’aun berkata pada orang-
orang di sekelilingnya ‘Apakah
kamu tidak mendengarkan?’
Musa berkata ‘Tuhan kamu
dan Tuhan nenek moyangmu
yg terdahulu’. Fir’aun berkata
‘Sesungguhnya Rasul kalian yg
diutus pada kalian benar-
benar orang gila’. Musa
berkata ‘Tuhan yg menguasai
timur dan barat dan apa-apa
yg terdapat di antara
keduanya jika kamu
menggunakan akal’. Fir’aun
berkata ‘Sungguh jika kamu
menyembah Tuhan selain aku
aku benar-benar akan
menjadikan kamu salah
seorang yg dipenjarakan’.”
Kisah Musa ‘Alaihis-salaam
dgn Fir’aun adl kisah terkenal.
Kisah ini paling sering disebut
dalam Alquran. Fir’aun adl
contoh kesombongan manusia
tingkat tinggi. Dia telah
menganggap dirinya sebagai
tuhan ia menjadi gelap mata
dgn kerajaannya yg besar
sehingga ia merasa paling
berkuasa. Lalu ia
mempertuhankan dirinya dan
memaksa rakyatnya utk
menyembahnya.Lalu Allah
mengutus Musa ‘Alaihis-
salaam bersama Harun
‘Alaihis-salaam kepada Fir’aun
utk mengingatkannya dan
menyerunya agar menyembah
Allah semata. Kemudian
terjadilah dialog antara Musa
‘Alaihis-salaam dgn Fir’aun
tentang siapa Tuhan semesta
alam. Ini diawali dgn
peringatan Musa bahwa dia
adl utusan Tuhan semesta
alam. Mendengar itu
kecongkakan dan
kesombongan Fir’aun bangkit
krn Musa ternyata tidak
mempertuhankan dirinya lalu
siapa Tuhannya Musa pikirnya.
Dengan penasaran dan nada
meremahkan ia bertanya pada
Musa‘Alaihis-salaam siapa
Tuhan semesta alam itu. Musa
‘Alaihis-salaam menjawab “Dia
adl Tuhan yg telah
menciptakan langit dan bumi
beserta isinya serta apa-apa
yg terdapat di antara
keduanya. Dialah Tuhan kamu
sekalian jika kalian percaya.”
Mendengar jawaban yg sangat
logis ini Fir’aun terpana
namun kesombongannya
belum berkurang malah dgn
nada mengejek ia berkata
pada orang-orangnya
“Tidakkah kalian
mendengarkan?” Lantas Musa
melanjutkan “Dialah Tuhan
kamu sekalian dan Tuhan
nenek moyang kalian
terdahulu” Mendengar
perkataan Musa ini Fir’aun
tidak punya alasan
menyanggah krn yg diucapkan
Musa benar adanya dan
sangat masuk akal. Namun
sekali lagi demi gengsi dan
kesombongannya ia malah
menuduh Musa dgn ucapannya
“Sesungguhnya rasul kalian yg
diutus pada kalian ini benar-
benar orang gila.” Namun
Musa terus menegakkan
hujjah kebenaran seruannya
agar Fir’aun mau sadar dan
orang-orang menggunakan
akalnya dgn benar utk
mengetahui siapa yg
sebenarnya berhak disembah
Fir’aun atau Allah Tuhan
pencipta semesta alam Tuhan
sekalian manusia. Ia kemudian
berkata “Dialah Tuhan
Penguasa timur dan barat dan
segala sesuatu yg terdapat di
antara keduanya. Dialah
Tuhan kalian jika kalian
orang-orang yg berakal.”
Seruan Musa yg tidak
memaksakan kehendak dan
justru mengajak orang-orang
menggunakan akal dgn baik
tidak dapat dibantah oleh
Fir’aun maupun orang-
orangnya sedikit pun. Mereka
sebenarnya meyakini
kebenaran seruan Musa
‘Alaihis-salaam di dalam hati
mereka termasuk Fir’aun.
Namun kezaliman dan
kesombongan telah
menghalangi Fir’aun dan
pengikutnya dari iman. Hal ini
sebagaimana terdapat dalam
surah An-Naml 14 yg artinya
“Dan mereka mengingkarinya
krn kezhaliman dan
kesombongan mereka padahal
hatimereka meyakini . Maka
perhatikanlah akibat orang-
orang yg berbuat
kebinasaan.” Sekali lagi
Fir’aun tidak dapat
membantah kebenaran
ucapan Musa tentang Tuhan
yg sebenarnya. Bahkan ia
tidak bisa memberikan
sepatah kata pun utk
membenarkan pengakuannya
sebagai tuhan. Akhirnya ia
mengancam Musa dgn
ancaman penjara jika Musa
menyembah selain dia. Ini
menunjukkan kelemahan
Fir’aun sendiri bahwa ketika ia
tidak mampu menunjukkan
bukti-bukti kebenarannya ia
malah main kasar dgn
kekuasaan yg dimilikinya. Ia
malah menentang perintah
Allah. Akhir kisah Fir’aun mau
beriman kepada Allah namun
sudah terlambat krn ia mau
beriman ketika ia akan
tenggelam di lautan saat
mengejar Musa dan
pengikutnya. Saat ia merasa
tidak ada yg mampu
menolongnya kecuali Allah ia
pun mengaku beriman namun
segalanya telah terlambat.
Salah satu saat tertutupnya
pintu taubat adl saat azab
telah datang. Imannya tidak
diterima oleh Allah. Banyak
sekali pelajaran yg dapat kita
ambil dari kisah Fir’aun ini di
antaranya
Cara berpikir yg baik
tentang bagaimana mengenal
Allah yaitu dgn menggunakan
akal dan memikirkan segala
ciptaan-Nya yg penuh dgn
tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Bahwa yg berhak disembah
semata hanyalah Sang
Pencipta seluruh alam
semesta ini Dialah Allah
Subhaanahu wa Ta’ala.
Kesombongan dan
kecongkakan dapat
menghalangi seseorang dari
beriman kepada Allah.
Bahwa banyak orang yg
meyakini dalam hati suatu
kebenaran namun tidak mau
mengakuinya.
Bahwa Allah pun menetapkan
alasan-alasan logis agar
manusia mau beriman kepada-
Nyadan menyembah diri-Nya
semata. Padahal jika Allah
menghendaki semua manusia
beriman niscaya semua
manusia akan beriman.
Namun manusia harus tahu
bahwa tiap pilihan punya
akibat sendiri-sendiri dan itu
akibat dari pilihannya. Jika
iman yg dipilihnya maka ridha
dan surga Allah balasannya
namun jika kufur yg dipilihnya
maka murka dan neraka Allah
balasannya.
Bahwa orang yg punya
kekuasaan di dunia cenderung
memaksakan kehendaknya
dgn menggunakan
kekuasaannya walaupun ia
berada di pihak yg salah.
Kebanyakan orang yg punya
kedudukan tinggi merasa
malu menerima dan mengakui
kebenaran dari seseorang yg
lbh rendah darinya.
Orang yg benar sering dijuluki
orang gila oleh orang-orang
yg tidak menyukai
kebenarannya atau julukan
lainnya yg mengandung
penghinaan dan pelecehan.
Demikianlah mungkin masih
banyak pelajaran yg dapat
kita ambil jika kita mau
berpikir dan merenung
sejenak. Sekian wallahu a’lam.

Berbuat Baik Disukai Allah

“Dan berbuat baiklah krn
sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yg berbuat
baik.” . Ali bin al-Husain
memiliki hamba sahaya
perempuan. Suatu hari sang
budak menuangkan air wudu
untuknya. Tanpa disengaja
ceret tempat air wudhu jatuh
menimba wajah Ali hingga
terluka. Ali Zainal Abidin dgn
marah menatap wajah sang
budak. Merasa bersalah sang
budak berkata “Sesungguhnya
Allah berfirman ‘Wal
kaazimiinal ghaidl’ .” Ali
menjawab “Aku telah
menahan amarahku.”Hamba
sahaya berkata lagi “Wal
‘aafiina ‘anin nas” . Ali
menimpali “Semoga Allah
memaafkan kamu.”Ia berkata
lagi “Wallahu yuhibbul
muhsiniin” .Ali membalas
“Engkau telah kubebaskan krn
Allah Azza wa Jalla.” .
Subhanallah! sungguh sebuah
sikap yg mengagumkan.
Amarah yg berhenti dalam
sekejab krn dibacakan ayat
disusul pemberiaan maaf
bahkan pembebasan budak
krn dorongan berbuat ihsan.
Tercermin sebuah
kematangan emosi
pengagungan akan ayat Allah
dan sikap memilih dan
melakukan yg terbaik . Itulah
profil muslim. Karena Islam
dibangun di atas tiga pilar
Islam iman dan ihsan. “Tadi
adl Malaikat Jibril yg datang
kepada kalian utk
mengajarkan persoalan din
kepada kalian.” Itulah
jawaban Rasulullah ketika
malaikat datang dan bertanya
perihal Islam iman dan ihsan.
Jadi dinul Islam dibangun di
atas ketiganya. Perbuatan
ihsan itu banyak bentuk dan
ragamnya. Ihsan dalam hal
ibadah seperti jawaban
Rasulullah saw. kepada Jibril
“Ihsan adl hendaklah engkau
beribadah kepada Allah
seperti engkau melihat-Nya.
Jika engkau tidak bisa melihat-
Nya sesungguhnya Dia
melihatmu.” . Ihsan dalam
ibadah adl adanya rasa selalu
diawasi Allah Taala ketika
menunaikannya seolah ia
melihat Allah atau minimal
merasakan bahwa Allah
melihatnya. Untuk itu harus
dilakukan dgn
menyempurnakan syarat
rukun sunah dan tata-caranya.
Karena ibadah tidak akan
dilihat oleh Allah jika
menyelisihi tata-cara yg
disyariatkan. Demikian ditulis
oleh Abu Bakar al-Jazairi
dalam Minhajul Muslim. Beliau
jugamenilis bentuk-bentuk
berbuat ihsan dalam bidang
muamalah misalnya dgn
berbuat baik kepada orang
tua sanak keluarga anak
yatim orang miskin musafir
pembantu manusia secara
umum dan hewan seperti
tersebut dibawah ini. Berbuat
baik kepada orang tua bisa
dgn menaatinya memberikan
kebaikan kepada keduanya
tidak menyakiti keduanya
mendoakan keduanya
memintakan ampun utk
keduanya melaksanakan
wasiat-wasiat keduanya dan
menghormati teman-teman
keduanya. Berbuat baik
kepada sanak keluarga
misalnya dgn menyayangi
mereka lemah lembut
terhadap mereka
mengerjakan perbuatan baik
bersama mereka tidak
melakukan tindakan-tindakan
yg menyusahkan mereka dan
tidak menjelek-jelakkan
ucapan mereka. Berbuat baik
kepada anak yatim ialah dgn
menjaga harta mereka
melindungi hak-hak mereka
mendidik mereka membina
mereka tidak menyakiti
mereka tidak memaksa
mereka ceria di depan
mereka dan mengusap kepala
mereka. Berbuat baik kepada
orang-orang miskin adl dgn
menghilangkan kelaparan
mereka menutup aurat
mereka menganjurkan
manusia memberi makan
kepada mereka tidak mencaci
kehormatan mereka tidak
menghina mereka dan tidak
menimpakan kesusahan
kepada mereka. Berbuat baik
kepada musafir ialah dgn
memenuhi kebutuhannya
menutup aibnya menjaga
hartanya melindungi
kemuliannya memberinya
petunjuk jika ia meminta
petunjuk dan menunjukkannya
jika tersesat. Berbuat baik
kepada pembantu adl dgn
menggajinya sebelum
keringatnya kering tidak
menyuruhnya mengerjakan
pekerjaan yg tidak mampu
dikerjakan menjaga
kemuliaannya dan
menghormati kepribadiannya.
Jika pembantu tersebut
menetap di rumah yg dibantu
baginya memberi makan
seperti yg ia makan memberi
pakaian seperti yg ia kenakan.
Berbuat baik kepada manusia
secara umum antara lain dgn
berkata lembut kepada
mereka mempergauli mereka
dgn pergaulan yg baik setelah
sebelumnya menyuruh
mereka kepada kebaikan
melarang mereka dari
kemungkaran memberi
petunjuk kepada orang yg
tersesat di antara mereka
mengajari orang jahil di
antara mereka mengakui hak-
hak mereka tidak
mengganggu mereka dgn
mengerjakan tindakan yg
membahayakan mereka dan
lain sebagainya. Berbuat baik
kepada hewan adl dgn
memberinya makan jika lapar
mengobatinya jika sakit tidak
membebani dgn muatan yg
tidak mampu ditanggungnya
lemah lembut terhadapnya
jika bekerja dan
mengistirahatkannya jika
lelah. Begitulah bentuk-
bentuk ihsan. Semoga kita
tergolong dalam barisan
muhsinin yg dicintai Allah
seperti dalam firman di atas
“Dan berbuat baiklah krn
sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yg berbuat
baik.” . Wallahu a’lam bish
shawab.